Tak hanya masa subur, konon orgasme wanita juga
menjadi penentu dalam peluang kehamilan. Memang terdengar aneh, namun The
Health mencoba membahasnya dari dua sisi berbeda yaitu dari kacamata sains dan
obgyn.
Selama ini, tidak ada pertanyaan yang membahas mengapa
pria orgasme: kontraskisi otot, menyemprotkan sperma bak roket ke dalam saluran
reproduksi wanita lalu kemudian membuahi sel telur. Tapi orgasme wanita hingga
saat ini masih menjadi sebuah misteri, bahkan banyak rumor yang mengatakan jika
hal ini menjadi penentu peluang dalam kehamilan.
Rumor orgasme wanita menjadi komponen penting dalam
peluang kehamilan sudah ada sejak tahun 199o-an. Dalam sebuah hipotesis upsuck,
dikatakan ketika wanita mencapai titik klimaks, otor rahimnya akan bertindak
sebagai vakum-menyedot sperma untuk membantu masuk dalam vagina.
"Ketika seorang wanita orgasme, kontraksi otot
yang kuat membantu mendorong sperma melalui leher rahim dan rahim, menempatkan
mereka di tuba fallopi di mana pembuahan terjadi," jelas Sherry Ross, MD,
ob-gyn di Santa Monica, California dan penulis She-ology: Panduan Pasti untuk
Kesehatan Intim Wanita.
Studi lain meneybutkan jika seorang wanita mencapai
orgasme satu menit atau 45 menit setelah pasangannya ejakulasi, ini akan
menghasilkan tingkat retensi sperma yang lebih tinggi dari pada ia sama sekali
tak orgasme.
Namun dari kacamata sains, penelitian ini sama
sekali tak masuk akal. Menurut Dr Adeeti Gupta, MD, FACOG, pendiri Walk IN GYN
Care di Queens, New York. "Teori posisi wanita dan orgasme sama sekali tak
ada hubungannya dengan peluang kehamilan."
Menurutnya jika rahim, serviks dan vagina dalam
kondisi yang baik sehingga bisa mendorong sperma ke dalam rahim dan kemudian
masuk ke tuba fallopi maka akan terjadi pembuahan, tak peduli apakah wanita
tersebut orgasme atau tidak.
Saat wanita ingin mencoba hamil, hal yang perlu
diperhatikan adalah tingkat stres.
"Stres meningkatkan kadar kortisol yang pada
gilirannya dapat menyebabkan loop umpan balik yang rumit menyebabkan
ketidakseimbangan hormon wanita, mempengaruhi ovulasi dan mempengaruhi
konsepsi," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar