Industri
seks di Jepang saat
ini seakan mengalami pergeseran. Walaupun masih ada, namun terasa tidak lagi
se-"vulgar" dahulu.
Salah satunya di Yoshiwara. Di abad 17,
wilayah di timur laut Tokyo itu menjadi salah satu daerah dengan industri seks
besar di Jepang.
Sejumlah "distrik merah" berada di tempat tersebut. Baik perempuan
dan laki-laki menawarkan dirinya di jalanan.
Namun, empat ratus
tahun kemudian, sekalipun industri seks masih berjalan di tempat tersebut,
keinginan pelanggan sudah tidak lagi eksplisit. Perubahan ini juga mencerminkan
transformasi yang lebih luas dalam industri seks di negeri matahari terbit itu.
Mengutip The
Economist pada Jumat (19/10/2018), sulit mendapatkan data yang sahih,
tapi pelayanan yang lebih "halus" tampaknya mendapatkan popularitas
yang lebih tinggi. Menurut sosiolog Masahiro Yamada, perdagangan seks di Jepang sudah
lama bukan lagi sekadar hubungan seksual. Namun, lebih menekankan pada
keinginan akan sesuatu yang intim dan romantis. Inilah yang belakangan tengah
berkembang.
Terbilang lebih sopan
Seorang
editor majalah seks My Journey,
Akira Ikoma mengatakan, saat ini publikasinya ditujukan pada pria berusia 50
hingga 60-an. Foto-fotonya pun terbilang lebih sopan. Tidak mengumbar foto alat
kelamin dan tidak terlalu banyak memperlihatkan payudara.
Di sisi lain, industri seks juga harus
menyesuaikan diri untuk melayani kaum muda Jepang. Mereka dikenal tidak terlalu
tertarik pada kenikmatan duniawi.
Dulu, pria muda sangat mudah melepas
keperjakaannya di Yoshiwara. Sebuah kegiatan yang dikenal dengan fudeoroshi. Namun saat ini, hal tersebut
sudah tidak begitu populer.
Sebuah survei menyebutkan, 42 persen pria
di sana belum atau tidak menikah, sementara 44 persen wanitanya belum menikah
dan tidak pernah berhubungan seks hingga mencapai usia 35 tahun.
Bisnis Hiburan Dewasa
Masih Tumbuh
Inilah
yang membuat industri seks di Jepang tidak "segarang" dulu. Walaupun
begitu, penurunan bisnis konvensional tidak mempengaruhi bisnis hiburan dewasa
secara keseluruhan.
Penelitian oleh Yano Research Institute
menemukan, fasilitas dan layanan yang masih terkait seks tumbuh 2,1 persen di
2014. Sementara penjualan toko-toko seks hanya di bawah 1 persen.
Laman pornografi Pornhub mengatakan,
Jepang merupakan sumber pengakses terbesar keempat mereka di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar